Wednesday, April 2, 2014

Filosofi Di Balik Ziarah Kubur Yang Di Keramatkan

Filosofi Di Balik Ziarah Kubur Yang Di Keramatkan

H.Firdaus Hulwani ,MA ,Dosen Pendidikan Agama Islam STAI Bina Madani,beliau memberikan interpretasi ,serta menggali makna ziarah yang terkandung di daam kaidah islam.
Duduk di depan makam pada waktu tertentu,pergi melangkahkan kaki ke sebuah makam yang di cap “keramat” untuk berdo’a.tentunya soelah-olah menciptakan pemandangan yang menyimpang dari kemurnian akidah.karna dalam konsep kettuhanan islam bahwa alla tidak terbatas ruang dan waktu “berdo’a itu sebenarnya bisa di mana saja,dan kapan saja”ungkap kalangan rasionalis “memang benar allah tidak terbatas,masalah do’a di manapun tempat.allah perintahkan,kemudian allah jamin akan kabulkan,tetapi ada yang namanya tempat-tempat mustajab.apa bedanya orang yang berdo’aa di depan ka’bah?ka’bah itu batu,apakah kita minta kepada batu?begitu juga kita ziarah ke makam wali”.
Memang kalau kita bebicara para penziarah itu kan memang orang-orang yang bukan hanya melihat lahiriah saja,karna antara anggapan orang serba lahiriah dengan orang yang berkecimpung dalam ilmu batin(hakikat) dalam memahami kematian saja berbeda,orang yang serba formalis menganggap bahwa yang namanya mati  ya mait .nggak ada apa-apanya.tapi kaum sufi memahami bahwa yang namanya mati itu kan cumma perpindahan alam saja,jadi berpindah dari alam yang lahiriah(dunia) ke alam barzah (kubur).dalam al-quran di katakan :
“janganlah kamu menyangka orang yang mati di jalan allah itu mati begitu saja.tetapi mereka hidup di sisi allah mendapat kenikmatan”.
Ruh orang yang sudah meninggal tahu ketika di ziarahi
Dalam alam barzah mereka itu mengetahui,mendengar,mengerti dan berhubungan dengan orang yang menziarahi tetapi kebanyakan para penziarah kadang-kadang tidak mengerti.seperti yang di ajarkan Rasulullah kalau kita melewati kuburan kita di suruh mengucapkan salam dengan ucapan :
السلام عليكم يا اهل القبور 
Kum dalam kata ‘alaikum dalam bahasa arab berarti dhomir mukhotob (orang ke dua)kalau orang ke dua itu kan sudah pasti orang yang di ajak bicara berhadapan sebenarnya,bukan orang ke tiga. Makanya pakai ‘alaikum bukan ‘alaihim .kalau ‘ ‘alaihim itu orang ke tiga tapi ini pakai ‘alaikum berarti memang seakan-akan berhadapan.
Pada haikatnya ketika kita mengucapkan salam merekapun membalas salam.jangankan kepada ruh-ruh orang mukmin Rasulullah Pernah mengajak bicara orang-orang kafir,yaitu orang yang mati ketika perang badar ,Rasulullah Saw Pernah mengucapkan “wahai ahlul baadar ,apakah kalian telah mendapati apa yang di janjikan oleh tuhanmu itu benar?”ketika Rasulullah bicara seperti itu sahabat yang lain bertanya “ya Rasul ,apa mereka itu mendengar sedang mereka itu sudah mati?’’ maka Rasul mengatakan “mereka mendengar ,mereka lebih mendengar daripada kalian tetapi mereka tidak bisa menjawab.”
    Orang-orang yang berada di sisi allah mereka mereka akan mendapat nikmat ,di antaranya mereka saling menziarahi ,bisa saling menjawab,bahkan bisa mendo’akan orang yang masih hidup.
    Pernah pada masa khalifah Abu Bakar AS , melaksanakan wasiat seorang sahabat yang mati syahid dalam peperangan tapi dia punya hutang.kemudian ruhnya itu di izinkan allah bertemu dengan saudaranya,dan ruhnya itu berbicara dengan saudaranya,dia bilang “saya mempunyai harta rampasan tapi harta rampasan saya di ambil oleh si fulan,tolong kamu cari seandainya memang ada kamu jual dan bayarkan hutang saya .”
    Kemudian seorang yang bermimpi itu menceritakan kepada Abu Bakar .kemudian abu Bajar melaksanakan wasiat si mayit ini,di cari-cari ternyata benar.cerita ini ada dalam kitab Ar-Ruh Ibn Qayyim Al-jauzi.
Bentuk interaksi ruh
    Biasanya melalui mimpi,kalupun ada kadang-kadang bentuknya sadar.bahkan,di dalam Hadit Sendiri Rasul Saw Mengatakan “siapa yang melihat di dalam mimpi maka dia  akan melihatku dalam keadaan sadar.”

No comments:

Post a Comment